Duet kepemimipinan SBY – Boediono yang sudah berjalan dua tahun di nilai banyak kalangan mengalami kegagalan dalam menjalankan roda pemerintahan termasuk juga program 100 harinya. SBY dan groupnya hanya mengutamakan kepentingan pribadi dan melakukan berbagai cara demi melanggengkan kekuasaannya dengan menempatkan kader kadernya di pos pos tertentu yang penting salah satunya Departemen Hukum dan HAM
( berasal dari partai democrat).
Di bidang pendidikan
Dengan di lakukan reshuffle kabinet menimbulkan problem baru yang semakin kacau dan akan bisa berdampak kontra produktif dari tujuan pendidikan nasional sebelumnya dengan sengaja SBY membagi kementrian pendidikan nasional yang namanya di ganti menjadi departemen pendidikan dan kebudayaan serta departemen pendidikan nasional yang masing masing di lengkapi dengan seorang wakil menterinya.
Gagalnya pemerintahan SBY – boediono yang utama belum mampu mensejahterakan kehidupan bangsa Indonesia padahal Indonesia adalah negara yang kaya akan SDA tapi kehidupan rakyat masih miskin. Hanya segelintir orang yang kaya raya karena ketidak mampuan negara dalam mensejahterakan kehidupan rakyat sebab negara telah di kuasai dan di sandera oleh pemodal besar.Salah satunya banyak aset negara seperti pertambangan yang dijual dan dimiliki negara asing.
Kegagalan SBY-Boediono sungguh sangat mengecewakan kita semua sebagai rakyat Indonesia karena sebelumnya SBY adalah sosok yang di banggakan dan di harapkan mampu mengentaskan kemiskinan serta mensejahterakan kehidupan bangsa Indonesia agar jauh lebih baik dari sebelumnya. Tapi yang terjadi hanya mimpi mimpi buruk karena tidak sesuai dengan harapan bangsa Indonesia.
Written by ariewayq
0 komentar:
Post a Comment